Kali ini Kang Soegie akan mencoba kembali untuk mengulas Film. Tapi kalau biasanya yang diulas Kang Soegie di Movie Mania adalah Film-film yang akan tayang atau lebih keren disebut dengan istilah Preview , maka kali ini disini, Kang Soegie mencoba untuk mengulas Film yang sudah pernah tayang atau mungkin disebut dengan review... Salah gak ya istilahnya ? :-p
Okey, Film yang akan Kang Soegie ulas adalah Film Mandarin produksi tahun lalu atau 2011 dan tayang di bioskop-bioskop Indonseia kurang lebih medio september dan desember.
Kang Soegie mencoba untuk sedikit mengulas dua film, yang maaf Kang Soegie kasih tittle VS , maksudnya bukan untuk mengcompare kedua film tersebut. Tapi secara kebetulan kedua film tersebut sama-sama dibintangi oleh Jett Li. Bintang laga mandarin yang sudah mendunia. Dan juga kebetulan kedua film tersebut adalah remake atau ide ceritanya diambil dari film-film pendahulunya dan di rombak sedemikian rupa. Tapi pakemnya masih tetap ada.
Well... Yang pertama akan Kang Soegie ulas adalah film The Flying Swords of Dragon Gate. Film ini disadur ceritanya dari film New Dragon Gate Inn atau di Indonesia diedar dengan judul New Dragon Inn. Film produksi tahun 1992 yang dibintangi oleh Brigitte Lin , Maggie Cheung, Tony Leung dan Donny Yen. Masih inget dengan film yang Donny Yen berperan sebagai kasim jahat super sadis super sakti pula yang bertarung habis-habisan dengan si centil Jade (Maggie Cheung) pemilik penginapan Dragon yang bahu membahu dengan pasangan pendekar Tony Leung dan Brigitte Lin ?. Mereka bertarung ditengah gurun dalam badai dahsyat. Yang mana si kasim jahat susah sekali untuk dikalahkan saking ilmunya yang mumpuni yang akhirnya dagingnya dikuliti hidup-hidup oleh si koki anak buahnya Jade. Ada yang masih ingat dengan film lama itu ? kalau sudah lupa bisa dicari koq dvdnya dan ditonton ulang sebagai reminder :D.
Nha film The Flying Swords of Dragon Gate produksi tahun 2011 yang kembali disutradarai oleh Tsui Hark ini, meskipun ceritanya didasari oleh film tersebut, tapi alurnya ceritanya sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan. Kita yang pernah menonton The New Dragon Inn produksi tahun 1992, akan melihat cerita yang sama sekali berbeda dengan film The Flying Swords of Dragon Gate ini, tapi benang merahnya masih tetap ada. Si centil Jade sudah lebih elegan dalam berkelakuan digantikan nakalnya oleh Triball Princess yang di film New Dragon Inn produksi tahun 1992, karakter tersebut tidak ada. Difilm yang baru inipun, puncak dari fighting bukanlah bertarung hebat digurun dengan ancaman badai pasir yang super dahsyat --meskipun bagian ini masih ada dan adegannya lebih heboh dari film produksi tahun 1992 tersebut-- . Tapi ketika diterjang badai pada saat bertarung hidup dan mati antara semua pendekar dan si kasim jahat beserta pasukannya, Choi Wai On dan si kasim jahat pun terlempar ke istana yang terkubur pasir dan melanjutkan pertarungannya disana. Penasaran dengan kedahsyatan film laga mandarin ini ? silahkan tonton filmnya :) .
Lalu film kedua yang akan Kang Soegie ulas adalah film The Sorcerer and The White Snake. menilik dari judulnya, semua pasti mahfum kalau film ini adalah remake dari film "Legenda Ular Putih" yang begitu populer di negeri tiongkok sana. Kisah percintaan antara manusia dan siluman ular yang sedang bertapa untuk mencapai kasta tertingginya sebagai seorang dewi yang ditentang habis-habisan oleh Biksu Fahai. Cerita ini sudah berulang kali diangkat ke layar gerak, baik sebagai film serial --masih ingat kan film serial White Snake Legend yang ditayangkan di SCTV pada era 1990an ? dimana aktris cantik cecilia yip berperan sebagai suaminya si ular putih dan populer dengan panggilan "suamiku" / "istriku"-- dan pada tahun 1993, diangkat ke layar lebar oleh Tsui Hark dengan Judul Ching Se atau disini edar dengan judul White Snake and Green Snake. Film yang dibintangi oleh Maggie Cheng sebagai si ular hijau dan Joey Wong sebagai Bai zuchen (dibaca pay su cen) atau si ular putih.
Seperti biasa, film besutan Tsui Hark pasti menyuguhkan gerak tata silat dan special effectnya yang mengagumkan. Begitu juga dengan film produksi tahun 1993 tersebut. Dan film legenda ular putih yang produksi tahun 2011 inipun fightingnya begitu memukau, apalagi dengan dukungan Jet Li yang kemampuan ilmu bela dirinya sudah tidak diragukan lagi, dibalut dengan special effect yang ciamik. Sungguh paduan yang luar biasa. Di film-film yang terdahulu, sang biksu fahai selalu digambarkan sebagai sosok yang kaku dan terkesan antagonis, tapi difilm The Sorcerer and The White Snake, sang biksu yang diperankan oleh Jet Li, meskipun masih tetap mati-matian menentang percintaan antara Ular Putih dan si pelajar, dia punya sisi kemanusian dengan tetap mempertemukan dulu si Ular Putih dengan suaminya sebelum Si Ular Putih dikurung dibawah kuil oleh Sang Dewa untuk tapa berata. Di bagian inilah yang menurut Kang Soegie begitu menyentuh dan mengharu biru, ketika Si Ular Putih berpelukan dengan suami manusianya yang amnesia dan mencium suaminya hingga suaminya tersadar bahwa itu adalah istrinya yang telah menyelamatkannya ketika tenggelam. Sungguh mengharu biru, dilatari dengan lagu theme Promise.
Pada dasarnya film The Sorcerer and The White Snake ini ceritanya tidak begitu jauh berbeda dengan film-film legenda ular putih lainnya, cuma yang baru disini adalah Nang Ren si murid Biksu Fahai, karena suatu kejadian berubah menjadi siluman kelelawar, tapi sisi manusianya masih begitu kuat dan hal inilah yang membuat biksu Fahai berkompromi dan menyadari ternyata tidak semua siluman berperangai buruk. Dan seperti film-film sebelumnya, maka inti dari film inipun adalah tentang kekuatan cinta sejati si ular putih terhadap suami manusianya, maka dari itu film inipun diberi sub tittle IT'S LOVE..
Nha itulah 2 film mandarin yang Kang Soegie coba ulas sedikit disini. Pada dasarnya film action laga mandarin yang menjadi kekuatan selain cerita tentunya, adalah fightingnya. Dan memang kekuatan utama dari film mandarin adalah hal tersebut itu, bahkan dekade 1990an, film mandarin identik dengan film laga. Anda penggemar film laga dengan fighting yang ciamik ? pasti kemarin waktu kedua film ini tayang, tidak akan melewatkan untuk menontonnya. Dan kalau misalkan sekiranya terlewatkan, segera cari dvd-nya dan tontonlah diwaktu senggang anda. Kang Soegie yakin anda tidak akan kecewa... :-)
Bagi yang belum sempat menonton Kang Soegie selipkan disini trailer film dari The Flying Swords of Dragon Gate yang Kang Soegie ambil dari youtube dan untuk film The Sorcerer and the White Snake , Kang Sogie sengaja tempel klip dari lagu-nya Promises. Semoga berkenan. :D
Okey, Film yang akan Kang Soegie ulas adalah Film Mandarin produksi tahun lalu atau 2011 dan tayang di bioskop-bioskop Indonseia kurang lebih medio september dan desember.
Kang Soegie mencoba untuk sedikit mengulas dua film, yang maaf Kang Soegie kasih tittle VS , maksudnya bukan untuk mengcompare kedua film tersebut. Tapi secara kebetulan kedua film tersebut sama-sama dibintangi oleh Jett Li. Bintang laga mandarin yang sudah mendunia. Dan juga kebetulan kedua film tersebut adalah remake atau ide ceritanya diambil dari film-film pendahulunya dan di rombak sedemikian rupa. Tapi pakemnya masih tetap ada.
Well... Yang pertama akan Kang Soegie ulas adalah film The Flying Swords of Dragon Gate. Film ini disadur ceritanya dari film New Dragon Gate Inn atau di Indonesia diedar dengan judul New Dragon Inn. Film produksi tahun 1992 yang dibintangi oleh Brigitte Lin , Maggie Cheung, Tony Leung dan Donny Yen. Masih inget dengan film yang Donny Yen berperan sebagai kasim jahat super sadis super sakti pula yang bertarung habis-habisan dengan si centil Jade (Maggie Cheung) pemilik penginapan Dragon yang bahu membahu dengan pasangan pendekar Tony Leung dan Brigitte Lin ?. Mereka bertarung ditengah gurun dalam badai dahsyat. Yang mana si kasim jahat susah sekali untuk dikalahkan saking ilmunya yang mumpuni yang akhirnya dagingnya dikuliti hidup-hidup oleh si koki anak buahnya Jade. Ada yang masih ingat dengan film lama itu ? kalau sudah lupa bisa dicari koq dvdnya dan ditonton ulang sebagai reminder :D.
Nha film The Flying Swords of Dragon Gate produksi tahun 2011 yang kembali disutradarai oleh Tsui Hark ini, meskipun ceritanya didasari oleh film tersebut, tapi alurnya ceritanya sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan. Kita yang pernah menonton The New Dragon Inn produksi tahun 1992, akan melihat cerita yang sama sekali berbeda dengan film The Flying Swords of Dragon Gate ini, tapi benang merahnya masih tetap ada. Si centil Jade sudah lebih elegan dalam berkelakuan digantikan nakalnya oleh Triball Princess yang di film New Dragon Inn produksi tahun 1992, karakter tersebut tidak ada. Difilm yang baru inipun, puncak dari fighting bukanlah bertarung hebat digurun dengan ancaman badai pasir yang super dahsyat --meskipun bagian ini masih ada dan adegannya lebih heboh dari film produksi tahun 1992 tersebut-- . Tapi ketika diterjang badai pada saat bertarung hidup dan mati antara semua pendekar dan si kasim jahat beserta pasukannya, Choi Wai On dan si kasim jahat pun terlempar ke istana yang terkubur pasir dan melanjutkan pertarungannya disana. Penasaran dengan kedahsyatan film laga mandarin ini ? silahkan tonton filmnya :) .
Lalu film kedua yang akan Kang Soegie ulas adalah film The Sorcerer and The White Snake. menilik dari judulnya, semua pasti mahfum kalau film ini adalah remake dari film "Legenda Ular Putih" yang begitu populer di negeri tiongkok sana. Kisah percintaan antara manusia dan siluman ular yang sedang bertapa untuk mencapai kasta tertingginya sebagai seorang dewi yang ditentang habis-habisan oleh Biksu Fahai. Cerita ini sudah berulang kali diangkat ke layar gerak, baik sebagai film serial --masih ingat kan film serial White Snake Legend yang ditayangkan di SCTV pada era 1990an ? dimana aktris cantik cecilia yip berperan sebagai suaminya si ular putih dan populer dengan panggilan "suamiku" / "istriku"-- dan pada tahun 1993, diangkat ke layar lebar oleh Tsui Hark dengan Judul Ching Se atau disini edar dengan judul White Snake and Green Snake. Film yang dibintangi oleh Maggie Cheng sebagai si ular hijau dan Joey Wong sebagai Bai zuchen (dibaca pay su cen) atau si ular putih.
Seperti biasa, film besutan Tsui Hark pasti menyuguhkan gerak tata silat dan special effectnya yang mengagumkan. Begitu juga dengan film produksi tahun 1993 tersebut. Dan film legenda ular putih yang produksi tahun 2011 inipun fightingnya begitu memukau, apalagi dengan dukungan Jet Li yang kemampuan ilmu bela dirinya sudah tidak diragukan lagi, dibalut dengan special effect yang ciamik. Sungguh paduan yang luar biasa. Di film-film yang terdahulu, sang biksu fahai selalu digambarkan sebagai sosok yang kaku dan terkesan antagonis, tapi difilm The Sorcerer and The White Snake, sang biksu yang diperankan oleh Jet Li, meskipun masih tetap mati-matian menentang percintaan antara Ular Putih dan si pelajar, dia punya sisi kemanusian dengan tetap mempertemukan dulu si Ular Putih dengan suaminya sebelum Si Ular Putih dikurung dibawah kuil oleh Sang Dewa untuk tapa berata. Di bagian inilah yang menurut Kang Soegie begitu menyentuh dan mengharu biru, ketika Si Ular Putih berpelukan dengan suami manusianya yang amnesia dan mencium suaminya hingga suaminya tersadar bahwa itu adalah istrinya yang telah menyelamatkannya ketika tenggelam. Sungguh mengharu biru, dilatari dengan lagu theme Promise.
Pada dasarnya film The Sorcerer and The White Snake ini ceritanya tidak begitu jauh berbeda dengan film-film legenda ular putih lainnya, cuma yang baru disini adalah Nang Ren si murid Biksu Fahai, karena suatu kejadian berubah menjadi siluman kelelawar, tapi sisi manusianya masih begitu kuat dan hal inilah yang membuat biksu Fahai berkompromi dan menyadari ternyata tidak semua siluman berperangai buruk. Dan seperti film-film sebelumnya, maka inti dari film inipun adalah tentang kekuatan cinta sejati si ular putih terhadap suami manusianya, maka dari itu film inipun diberi sub tittle IT'S LOVE..
Nha itulah 2 film mandarin yang Kang Soegie coba ulas sedikit disini. Pada dasarnya film action laga mandarin yang menjadi kekuatan selain cerita tentunya, adalah fightingnya. Dan memang kekuatan utama dari film mandarin adalah hal tersebut itu, bahkan dekade 1990an, film mandarin identik dengan film laga. Anda penggemar film laga dengan fighting yang ciamik ? pasti kemarin waktu kedua film ini tayang, tidak akan melewatkan untuk menontonnya. Dan kalau misalkan sekiranya terlewatkan, segera cari dvd-nya dan tontonlah diwaktu senggang anda. Kang Soegie yakin anda tidak akan kecewa... :-)
Bagi yang belum sempat menonton Kang Soegie selipkan disini trailer film dari The Flying Swords of Dragon Gate yang Kang Soegie ambil dari youtube dan untuk film The Sorcerer and the White Snake , Kang Sogie sengaja tempel klip dari lagu-nya Promises. Semoga berkenan. :D
Klik Show untuk melihat
Note : Rencananya, Kang Soegie akan menyertakan link untuk mendownload kedua film tersebut diatas. Untuk melengkapi tulisan ini dan untuk membantu teman-teman yang mungkin belum sempet menonton film ini ketika edar, dan belum sempet juga untuk mencari dvdnya. Tapi Kang Soegie mohon maaf, berhubung koneksi internet yang kurang bersahabat, maka kedua film tersebut cukup sulit --saat tulisan ini dibuat-- untuk mengupload file ke 2 film tersebut ke hosting tempat penitipan file. So, link downloadnya Kang Soegie pending dulu ya, tapi pasti besok atau lusa akan Kang Soegie sertakan koq. Rajin-rajin ajah kunjung kesini yah... :D
0 komentar:
Posting Komentar