THE HUNGER GAMES-DAHSYATNYA SEBUAH REALITY SHOW

Written By Kang Soegie on Minggu, 08 Juli 2012 | 00.03

The Hunger Games adalah sebuah novel fiksi ilmiah yang ditulis oleh Suzzane Colins yang merupakan novel seri pertama dari trilogi The Hunger Games yang lalu dilanjutkan ke The Catching Fire dan yang ketiga adalah Mockinjay.
Novel yang  pertama kali diterbitkan di Amerika Serikat pada tanggal 14 September 2008 ini mengisahkan tentang Katniss Everdeen , seorang gadis remaja berusia 16 tahun yang tinggal bersama ibunya dan adik perempuannya di Distrik 12 disebuah negara fiksi Apokalips bernama Panem, yang adalah negara yang berdiri di bekas reruntuhannya Negara Amerika Utara yang musnah karena malapetaka dan peperangan dengan ibukotanya Capitol. The Hunger Games adalah acara tahunan dimana satu laki-laki dan satu perempuan yang berusia antara 12 sampai 18 tahun dari masing-masing distrik disekitar Capitol dipilih dengan cara mengundi untuk bersaing dalam pertempuran mematikan yang disiarkan ditelevisi sampai akhirmya hanya satu pemenang yang tersisa.

Dan novel tersebut di adaptasi ke film dengan judul yang sama yang sejak rilis di USA sana pada tanggal 23 Maret 2012 berhasil menduduki peringkat 1 Box Office selama beberapa minggu dan berhasil meraup penghasilan sebanyak $404.066.654 selama penanyangannya. Sedangkan untuk seluruh dunia, film beranggaran $78 juta ini berhasil meraih penghasilan $677.922.864.
Film yang disutradarai oleh Gary Roos ini dibintangi oleh Jeniffer Lawrence sebagai Katniss Everdeen.

Sinopsis untuk The Hunger Games
Klik Show untuk melihat
The Hunger Games menceritakan tentang seorang gadis berusia 16 tahun bernama Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) yang tinggal di sebuah tempat bernama Distrik 12, di mana mayoritas penduduknya bekerja sebagai penambang. Distrik 12 adalah sebuah distrik terakhir, salah satu dari 12 distrik di negara yang disebut Panem. Panem sendiri merupakan sebuah negara dimana dulunya Amerika Utara pernah berada, yang setelah bencana besar di Bumi menjadi satu-satunya wilayah yang selamat. Karena pemberontakan gagal terhadap pemerintahan Panem 75 tahun sebelumnya, pemerintahan Panem lantas melakukan sebuah kompetisi maut yang diadakan di ibukota negara yang bernama Capitol.

Kompetisinya bernama The Hunger Games, yang diikuti oleh sepasang anak muda berusia antara 12-18 tahun dan dipilih dari 12 distrik yang ada di Panem. Kompetisi telah dilakukan selama 74 tahun berturut-turut. Tujuan diadakan kompetisi ini adalah untuk merekatkan hubungan antara distrik, sekaligus menyegarkan ingatan tentang mereka yang terbunuh akibat pemberontakan di distrik-distrik dan mengingatkan seluruh penduduk betapa berkuasanya pemerintahan Panem yang dipimpin oleh Presiden Snow (Donald Sutherland).

Dalam The Hunger Games, ke 24 anak terpilih ditempatkan di suatu arena di Capitol. Di arena yang dipenuhi dengan CCTV canggih itu, ke 24 kontestan diharuskan saling membunuh dan kompetisi tersebut disiarkan secara langsung oleh televisi dalam konsep reality show.

Layaknya reality show, para konstentan The Hunger Games juga memerlukan personaliti menarik agar mereka bisa mendapatkan sponsor. Sponsor ini berfungsi untuk menyelamatkan para kontestan dari beberapa kali kejadian maut. Perolehan sponsor ini bergantung pada kemampuan masing-masing kontestan untuk bertahan hidup. Kalau tidak membunuh, ya dibunuh.

Kini saatnya The Hunger Games membuka audisi di masing-masing distrik. Saat tiba di Distrik 12, tempat tinggal Katniss, setiap warga dikumpulkan di sebuah tanah lapang dan konstestan dipilih dari pengundian yang dilakukan oleh seorang wanita nyentrik perwakilan Capitol bernama Effie Trinket (Elizabeth Banks). Lalu terpilihlah Primrose Everdeen (Willow Shields), adik semata wayang Katniss, yang berumur 12 tahun dan Peeta Mellark (Josh Hutcherson). Sadar bahwa adiknya tidak sanggup untuk bertarung, Katniss menawarkan diri sebagai relawan menggantikan sang adik.

Katniss pun menitipkan adik serta ibunya kepada sahabat karib sekaligus rekannya berburu di hutan, Gale Hawthorne (Liam Hemsworth). Berbekal keahlian memanah dan jimat berupa pin berbentuk burung mockingjay, Katniss dan Peeta pun kemudian dibawa ke Capitol. Katniss dan Peeta lalu mendapat mentor, mantan pemenang The Hunger Games, Haymitch Abernathy (Woody Harrelson). Haymitch-lah yang kemudian mengajarkan mereka trik untuk bertahan hidup.

Sebelum kompetisi dimulai, Peeta dan Katniss harus menjalani sebuah pelatihan dan rangkaian penampilan di depan publik Capitol, serta harus menjalani sesi wawancara demi mendapatkan sponsor dengan presenter tetap, Caesar Flickerman (Stanley Tucci). Mereka berdua pun diharuskan menjalani rangkaian "perawatan kecantikan", lewat seorang penata gaya modis bernama Cinna (Lenny Kravitz).

Katniss adalah tipikal pribadi yang memiliki daya tarik alami. Kenaturalannya merebut hati semua orang, termasuk salah seorang konstestan belia bernama Rue (Amandla Stenberg) yang lalu menjadi semacam penggemarnya. Tapi kompetisi adalah kompetisi. Saat ketua dewan juri, Seneca Crane (West Bentley), mengumumkan pertandingan maut dimulai, Katniss dan Peeta harus menghadapi kompetitor brutal dan rekayasa pemilik acara agar mereka bertahan hidup. Atau pilihan lainnya, dibunuh dengan sadis.
Film yang di beberapa Penghargaan berhasil meraih Nominasi dan Award ini untuk sebuah Film SciFi Action memang tidak penuh dengan adegan baku gebuk atau baku tembak, tapi dari segi cerita mengandung sebuah pesan yang dalam tentang persahabatn dan cinta.

Begitu mengharukan ketika Rue yang mau bahu membahu dengan Katniss harus berkorban karena kesadisan peserta lainnya yang games minded dan begitu ngoyo untuk menjuarai The Hunger Games tersebut. Yang lalu kematian Rue menimbulkan gejolak pemberontakan di distrik tempat Rue berasal.

Lalu ketika panitia mengumumkan bahwa ada satu perubahan aturan yakni pemenang yang asalnya tunggal menjadi boleh sepasang asal mereka bisa menunjukkan kepada publik pemirsa reality show tersebut bahwa mereka punya jalinan kasih. Yang lalu hal ini memacu Katniss untuk mencari partnertnya dari satu distrik yaitu Peeta Melark dan menyatakan cintanya kepada Peeta yang dari sebelumnya memang telah mencintai Katniss, padahal Katniss sendiri sudah mempunyai kekasih yang setia menunggu Katniss yaitu Gale Hawthorne. Percintaan antara Katniss dan Peeta, kalau menurut Kang Soegie, masih menyisakan misteri sampai film berakhir, apakah Katniss benar-benar mencintai Peeta yang memang mencintainya ataukah cuma pura-pura dan memanfaatkan Peeta karena ada aturan baru tersebut ?

Akankah pertanyaan Kang Soegie tentang misteri tersebut bisa terungkap di film sequelnya yaitu Catching Fire yang dijadwalkan akan rilis pada 22 November 2013 ?

Cuma ada satu yang menurut Kang Soegie kurang masuk akal dari film ini, yaitu ketika Sang Penyelenggara Acara reality show The Hunger Games menciptakan binatang buas --yang diciptakan secara virtual dari komputer canggih-- untuk memburu Katniss dan Peeta, hingga menewaskan salah satu peserta yang paling dominan dan paling sadis. Binatang itu kan binatang jadi-jadian dari rekayasa komputer lalu kenapa bisa membunuh ?

By The Way dari segi cerita film dan novel The Hunger Games memang mirip sekali dengan novel Jepang yang juga di angkat ke film dengan judul Battle Royale karangan dari Khousun Takami. Kemiripan tersebut terlihat dari temanya, yaitu harus saling membunuh hingga tertinggal satu orang lagi yang menjadi pemenangnya. Tapi Collins membantahnya, menurutnya dia sama sekali tidak pernah mendengar tersebut.

Collins mengatakan bahwa inspirasi untuk menulis The Hunger Games datang dari salah satu acara realitas di televisi. Di acara itu ia menyaksikan orang-orang saling bersaing satu sama lain untuk menjadi pemenang dan disaat bersamaan, dia juga melihat cuplikan tayangan invasi Irak. Seperti dikutip dari pernyataan Collins di situs resminya :
"Saya menonton banyak acara realitas yang memperlihatkan para anak muda bertanding demi jutaan dolar. Lalu, saya melihat gambar-gambar perang Irak, dua gambar itu bercampur di pikiran saya, dan itu momen dimana saya mendapatkan ide cerita tentang Katniss"
Selain itu, tokoh mitologi Yunani Theseus juga menjadi salah satu inspirasi penokahannya. Collins menggambarkan Katniss Everdeen sebagai versi Theseus yang futuristik. Rasa kehilangan Collins terhadap ayahnya dalam Perang Vietnam juga mempengaruhi penokohan dalam cerita, yang terlihat dari kisah tokoh utama yang kehilangan ayahnya pada usia 11 tahun, lima tahun sebelum cerita dimulai.

0 komentar:

Posting Komentar